Pengertian dan Jenis-Jenis Feature
By Romeltea | Published: April 5, 2019
Feature (baca: ficer) adalah salah satu karya jurnalistik. Berita dan artikel ditulis dengan gaya penulisan sastra (fiksi). Berikut ini pengertian feature dan jenis-jenisnya.
Feature menjadi unggulan media cetak, khususnya tabloid dan majalah, untuk bersaing dengan media online dan surat kabar (koran/harian) dalam hal kebaruan informasi atau berita.
Gaya penulisannya yang khas dan kedalaman ulasan menjadikan feature menjadi tulisan yang "anti-basi" atau tetap terasa aktual.
Feature adalah jurnalisme kreatif. Berbeda dengan penulisan "berita keras" (hard news), feature memungkinkan para wartawan dan penulis kreatif untuk menulis berita dan artikel dengan cara yang inventif dan menarik.
Tidak seperti artikel berita pendek dan to-the-point, artikel feature berurusan dengan subjek yang lebih dalam dan, biasanya, pada panjang lebar atau detail.
Penulisan feature menjadi sarana untuk mengembangkan gaya penulisan berita agar lebih menarik, menghibur, ringan, cair, dan awet (tetap aktual).
Feature bisa berfungsi sebagai penjelasan atau tambahan untuk berita yang sudah disiarkan sebelumnya, memberi latar belakang suatu peristiwa, menyentuh perasaan dan mengharukan, menghidangkan informasi dengan menghibur, juga bisa mengungkap sesuatu yang belum tersiar sebagai berita.
Sejarah Feature
Jenis tulisan feature muncul ketika sastra atau gaya menulis fiksi memasuki jurnalisme. Wartawan memakai pendekatan sastra dalam menulis berita sekaligus memunculkan "jurnalisme sastra" (literary journalism).Penulisan karya jurnalistik dengan gaya sastra dipelopori penulis dan jurnalis Amerika Serikat, Thomas Wolfe. Wolfe ingin menulis berita dengan cara yang berbeda. Wolfe ingin mengakomodasi gaya penulisan fiksi dalam penulisan berita jurnalistik.
Dilansir Pantau, pada 1973, Wolfe dan EW Johnson menerbitkan antologi berjudul The New Journalism.
Dalam kata pengantar, Wolfe dan Johnson menulis, genre jurnalistik ini berbeda dari reportase sehari-hari karena dalam bertutur menggunakan adegan demi adegan (scene by scene construction), reportase yang menyeluruh (immersion reporting), menggunakan sudut pandang orang ketiga (third person point of view), dan detail.
Bukan saja dari segi penulisan, dari sisi pengumpulan data pun penulisan feature membutuhkan riset, banyak narsumber, dan butuh waktu lama --bisa berbulan-bulan-- untuk menghasilkan laporan panjang dan utuh –tidak dipecah-pecah ke dalam beberapa laporan.
Karenanya, feature lebih dari sekadar laporan mendalam (in-depth reporting). Sebagaimana karya fiksi cerpen atau novel, di dalamnya ada karakter, ada drama, ada babak, ada adegan, ada konflik.
Roy Peter Clark, seorang guru menulis dari Poynter Institute, Florida, mengembangkan pedoman standar 5W1H menjadi pendekatan baru yang naratif.
Menurut Clark, dalam sebuah esei Nieman Reports:
- “Who” berubah menjadi karakter
- “What” menjadi plot atau alur
- “Where” menjadi setting
- “When” menjadi kronologi
- “Why” menjadi motif
- "How” menjadi narasi.
Georde A. High dalam News Writing (1975) telah menyebutkan, feature meningkatkan kualitas pemahaman pembaca pada kealamiahan pelbagai situasi kemanusiaan. Dalam hal ini, penulian menjadi bagian dari sebuah kejadian atau bagian dari sesuatu yang terjadi.
Pengertian Feature
Secara bahasa, "feature" artinya menonjolkan atau menampilkan. Di surat kabar, feature biasanya menampilkan sisi lain dari sebuah peristiwa yang menjadi berita utama (headline). Dalam jenis-jenis feature --yang akan diulas di bagian akhir-- tulisan jenis ini disebut "sidebar feature".Misalnya, berita utama tentang bencana gempa. Featurenya menampilkan kisah perjuangan orang yang selamat dari bencana tersebut. Biasanya, ceritanya menyentuh atau menggugah emosi.
Per definisi, feature adalah tulisan jurnalistik atau laporan wartawan yang bersifat memberikan informasi, mendidik, menghibur, meyakinkan, serta menggugah simpati atau empati pembaca dengan gaya berkisah (story telling) seperti cerpen atau novel.
Pengertian praktisnya, feature adalah berita atau peristiwa yang ditulis dengan gaya penulisan cerpen. Dalam cerpen, ceritanya fiksi atau khayalan. Dalam feature, ceritanya kisah nyata atau benar-benar terjadi (faktual).
Pada awal kelahirannya feature disebut sebagai "jurnalisme baru" (new journalism) karena menggunakan pendekatan yang berbeda dalam pemberitaan.
Nama atau istilah lain untuk feature juga bermunculan, mulai karangan khas, creative non-fiction, explorative journalism, narrative journalism, immersion journalism, dan "jurnalistik sastra" atau jurnalisme sastrawi.
Nick Morrison dikutip dalam Pape dan Featherstone (2006:2) mengatakan, feature sering digunakan untuk memberikan informasi latar belakang sebuah berita yang ada dan untuk masuk lebih dalam.
Artikel feature dapat dikenali dari panjangnya yang bisa berkisar dari 600 hingga 2000 kata - dan penggunaan fakta, gambar, grafik dan ilustrasi. Tulisan feature banyak ditemukan di majalah.
Dalam buku Jurnalistik Praktis, saya menyebutkan, para ahli jurnalistik belum menemukan kesepakatan soal pengertian feature.
Yang jelas, feature adalah sebuah tulisan jurnalistik juga, namun tidak selalu harus mengikuti rumus klasik 5W + 1 H dan bisa dibedakan dengan berita, artikel (opini), kolom, dan analisis berita.
"Kita punya kisah atas fakta-fakta telanjang," kata William L Rivers (1967), "dan itu kita sebutkan sebagai "berita".
Disamping berita, lanjut Rivers, kita jumpai lagi tajuk rencana, kolom, dan tinjauan, yang kita sebutkan "artikel" atau "opinion pieces". Sisanya yang terdapat dalam lembaran surat kabar, itulah yang disebutkan karangan khas (feature).
Feature merupakan sebuah “karangan khas” yang menuturkan fakta, peristiwa, atau proses disertai penjelasan riwayat terjadinya, duduk perkaranya, proses pembentukannya, cara kerjanya, dan menggugah simpati atau empati (Romli, 2009: 22).
Sebuah feature umumnya mengedepankan unsur why dan how sebuah peristiwa. Feature lebih bersifat subjektif, human interest, lebih detail dan dalam dari berita biasa sehingga menggambarkan secara rinci suatu peristiwa, serta menggunakan pendekatan sastra.
Wolseley dan Campbell dalam Exploring Juornalism (1957) mengibaratkan feature sebagai asinan dalam sajian makanan. Ia idak memberikan kalori utama, tetapi ia menimbulkan selera makan dan penyedap. Ia merupakan bagian cukup penting, sehingga media memenuhi pula fungsi ketiga pers, yakni hiburan (entertainment), di samping fungsi memberi informasi dan pendidikan (Assegaff, 1983:55).
Penulis feature pada hakikatnya adalah seorang yang berkisah. Penulis melukis gambar dengan kata-kata: ia menghidupkan imajinasi pembaca; ia menarik pembaca agar masuk ke dalam cerita itu dengan membantunya mengidentifikasikan diri dengan tokoh utama.
Feature adalah sebuah cerita, tapi bukan cerita fiksi atau khayalan, melainkan kisah nyata (faktual). A feature is a story about facts, not about fiction.
Karakteristik Feature
Sebagai karangan khas, feature memiliki ciri khas utama sebagai berikut:
1. Human Interest
Tulisan feature memberikan penekanan pada fakta-fakta yang dianggap mampu menggugah emosi –menghibur, memunculkan empati dan keharuan.
Sebuah feature juga harus mengandung segi human interest atau human touch – menyentuh rasa manusiawi. Karenanya, feature termasuk kategori soft news (berita lunak atau ringan) yang pemahamannya lebih menggunakan emosi.
2. Unsur Sastra
Feature ditulis dengan cara atau gaya menulis fiksi. Karenanya, tulisan feature mirip dengan cerpen (cerita pendek) atau novel – bacaan ringan dan menyenangkan – namun tetap informatif dan faktual.
Karenanya pula, seorang penulis feature pada dasarnya atau pada prinsipnya adalah seorang yang bercerita. (Romli, 2009: 22-23).
Feature disebut juga tulisan nonfiksi kreatif (creative non-fiction writing) karena menggunakan gaya dan teknik sastra untuk menciptakan narasi yang akurat secara faktual.
Nonfiksi kreatif berbeda dengan nonfiksi lain, seperti penulisan akademis atau teknis atau jurnalisme, yang juga berakar pada fakta yang akurat, tetapi tidak ditulis untuk menghibur berdasarkan gaya penulisan atau prosa yang muluk-muluk.
Karenanya, feature membutuhkan kreativitas penulisnya dalam mencari objek tulisan yang khas, yang kadang-kadang merupakan peristiwa biasa, namun belum pernah atau jarang terungkap.
4. Variatif
Sebuah feature ditulis dengan gaya penulisan yang variatif dengan mampu membangkitkan imajinasi pembacanya. Diksi atau pilihan kata, komposisi atau rangkaian kata-kata, kalimat dan paragrafnya, dari fakta-fakta yang diperoleh ditulis tidak monoton, hidup, dan variatif.
Sebagaimana karya sastra, penulisan feature biasanya sering mengabaikan pedoman bahasa jurnalistik yang lugas (to the point) dan lebih memilih untuk menggunakan kata-kata berona (colorful words), seperti "menitikkan air mata" untuk "menangis" dan "awan hitam menghalangi sinari mentari" untuk "mendung".
5. Subjektif
Feature menggunakan sudut pandang, wawasan, intelektual, keterampilan, dan karakter penulisnya, namun opini atau interpretasi tetap mengacu pada fakta.
6. Informatif
Feature menyajikan informasi lebih banyak ketimban berita biasa (hard news/straight news). Feature
memperjelas suatu keadaan untuk merasakan gambaran dari suaru kejadian. Informasi dalam feature lebih mendalam dan lengkap.
7. Menghibur
Feature dikenal sebagai tulisan ringan yang membuat pembaca lebih banyak "merasa" (feel) daripada berpikir (think). Feature lebih bertujuan menghibur daripada sekadar menyampaikan informasi.
Jenis-Jenis Feature
Feature awalnya sebuah berita yang dikemas dalam gaya penulisan sastra atau disampaikan dengan cara berkisah (story telling).1. Feature Human Interest
Feature yang berisi kisah yang menyentuh emosi, menimbulkan keharuan, membangkitkan kegembiraan, atau memunculkan kejengkelan, kebencian, dan amarah.
Misalnya, cerita tentang penjaga mayat di rumah sakit, kehidupan seorang petugas kebersihan di jalanan, kehidupan guru di daerah terpencil, atau kisah tentang "modus" koruptor dalam menguras duit rakyat.
2. Feature Sidebar
Feature yang berhubungan dengan peristiwa aktual. Feature ini biasanya adalah merupakan pengembangan dan pendalaman dari sebuah straight news.
Jenis feature ini menceritakan sisi lain dari sebuah peristiwa yang mengandung unsur human interest, seperti nasib seorang pengungsi tunanetra dalam musibah banjir, kisah penumpang yang terlambat ke bandara sehingga ia luput dari musibah jatuhnya pesawat.
3. Feature Biografi
Feature berisi profil pribadi tokoh atau orang biasa yang menjadi viral. Penulis mengenalkan seseorang lebih dekat dan lebih dalam mengenal pribadi dan sisi lain seseorang.
4. Feature Perjalanan
Feature ini biasanya ditulis oleh pelaku perjalanan atau petualangan. Tulisan ini mengungkap laporan kisah perjalanan, fakta-fakta yang ditemui, dan kesan-kesan yang dirasakan selama perjalanan.
5. Feature Sejarah
Feature ini bercerita tentang fakta-fakta sejarah peristiwa dan tokoh masa lampau di suatu daerah atau tempat.
6. Feature Tips
Jenis feature ini populer di kalangan blogger. Disebut juga "how to do it feature", tulisan berisi panduan, petunjuk praktis, kiat, atau cara melakukan sesuatu atau mengatasi masalah. Misalnya, resep makanan, merangkai bunga, cara menulis artikel, tips mengatasi komputer lambat, dan sejenisnya.
Demikian Pengertian dan Jenis-Jenis Feature. Wasalam. (www.romelteamedia.com).
Baca Juga: Cara Menulis Feature.
Referensi:
- Asep Syamsul M. Romli, Jurnalistik Praktis untuk Pemula, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009.
- Asep Syamsul M. Romli, Jurnalistik Terapan, Bandung: Batic Press, 2001.
- Septiawan Santana K, Jurnalisme Kontemporer, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2005.
- Feature Writing, Academia.edu
Previous
« Prev Post
« Prev Post
Next
Next Post »
Next Post »
Hi Kak, untuk bagian karakteristik feature sumber awalnya dari buku yang mana ya kak? Jurnalistik Praktis untuk Pemula atau Jurnalistik Terapan? Trims
ReplyDelete