Jurnalistik Bukan Lagi Monopoli Wartawan, Setiap Orang Bisa Menjadi Jurnalis
By Romeltea | Published: October 6, 2017
Jurnalistik Bukan Lagi Monopoli Wartawan, Setiap Orang Kini Bisa Menjadi Jurnalis
Media Massa pun tidak lagi menjadi satu-satunya sumber informasi aktual bagi masyarakat.
Di era media sosia kini, siapa pun bisa menjadi jurnalis (every body can be journalist) dalam pengertian membuat dan menyebarluaskan informasi.
Warganet (netizen), yakni pengguna internet aktif terutama pengguna media sosial, dengan mudah dan cepat bisa membuat berita dan menyebarluaskannya melalui Twitter, Facebook, Instagram, atau Blog.
Baca Juga: Jurnalisme Media Sosial
Info aktual dari netizen bahkan bisa lebih cepat dan lebih akurat ketimbang informasi dari wartawan profesional, apalagi jika wartawan hanya meliput peristiwa dari status update media sosial.
Jurnalistik hakikatnya adalah proses peliputan, penulisan, dan publikasi informasi aktual. Dalam pengertian ini, siapa pun bisa melakukannya, tidak harus wartawan profesional yang bekerja di media massa.
Bahkan, tanpa harus kuliah atau kursus jurnalistik, asalkan terus menulis atau menuliskan pengalaman, perasaan, pemikiran, ataupun yang dibaca, dilihat, dirasa, dan didengarnya, seseorang akan piawai menulis.
Perkiraan saya, mayoritas wartawan bukan berlatar belakang jurnalistik deh (?)
Namun, bukan berarti ilmu jurnalistik tidak lalu diperlukan. Kita masih memerlukan para ahli jurnalistik untuk terus mengembangkan dan mengawal para jurnalis, khususnya yang tidak berlatar belakang ilmu jurnalistik, agar tetap “on the track” sehingga tidak menjadi penganut “jurnalisme ngawur” alias “kumaha aing”.
Dengan menjadi "jurnalis" atau "jurnalis warga" dengan media blog, facebook, atau twitter, Anda pun bisa membangun opini publik, bahkan “menggerakkan massa”.
Tantangannya: mendatangkan pengunjung, teman, follower, sebanyak-banyaknya!
Demikianlah. Jurnalistik bukan lagi monopoli wartawna. Setiap orang kini bisa menjadi wartawan. "Everyone is now a journalist," tulis Herald. "Thank to the Internet".
" Newspapers, magazines and television were important forms of communication in the past. But with the rise of technology in our society, everything must adapt. Journalism is no longer something that must be studied in order to be pursued. Anyone can become a journalist, because anyone has the tools to broadcast news information to the public. The public is also heavily relying on social media platforms as a means of learning news information," simpul The Wellesley News.
Koran, majalah, dan televisi merupakan bentuk komunikasi penting di masa lalu. Tapi dengan bangkitnya teknologi di masyarakat kita, segala sesuatunya harus beradaptasi. Jurnalisme bukan lagi sesuatu yang harus dipelajari agar bisa dikejar. Siapa pun bisa menjadi jurnalis, karena ada yang punya alat untuk menyiarkan informasi berita ke publik. Masyarakat juga sangat mengandalkan platform media sosial sebagai sarana belajar informasi berita.
Wasalam. (www.romelteamedia.com).*
Previous
« Prev Post
« Prev Post
Next
Next Post »
Next Post »
No comments on Jurnalistik Bukan Lagi Monopoli Wartawan, Setiap Orang Bisa Menjadi Jurnalis
Post a Comment