Tips Menulis Berita: Panduan untuk Pemula
By Romeltea | Published: March 7, 2017
SAYA tidak tahu apakah tips menulis berita di bawah ini dipraktikkan atau tidak oleh wartawan kita, terutama wartawan media online.
Pasalnya, berita di media online seperti ditulis "seenaknya" tanpa memperhatikan kaidah baku jurnalistik.
Kayanya, wartawan media online hanya fokus pada indeks mesin pencari dan jumlah kunjungan (pageviews).
Membaca berita-berita media online, terutama di bagian judul, saya punya kesan ilmu jurnalistik sudah tidak lagi diindahkan. Judul-judul umpan klik (clickbait) kian merajalela di situs-situs berita.
Banyak jurnalis media online membuat judul seperti membuat status di media sosial. Memang itulah pengaruh media sosial terhadap jurnalistik.
Saya juga jadi bertanya-tanya, apakah jurusan jurnalistik masih diperlukan saat ini, saat semua orang bisa menjadi wartawan dengan medium publikasi media sosial atau blog.
Tips menulis berita ini sebenarnya ada 100. Saya "ringkas" sesuai dengan konteks jurnalistik Indonesia menjadi 47 tips menulis berita.
Jadi, tidak semua tips saya terjemahkan. Tips ini meliputi cara menulis teras berita (lead), cara menulis isi berita (body), cara editing, dan cara penyusunan kalimat.
Tips menulis berita di bawah ini saya sadur dari "Hot 100' News Writing Tips" yang dikompilasi oleh Sheryl Swingley dari Ball State University, Indiana, Amerika Serikat.
2. Teras berita hendaknya ditulis dalam satu atau dua kalimat saja.
3. Hindari memulai teras berita dengan unsur berita "when" (kapan) atau "where" (di mana), kecuali keduanya merupakan unsur terpenting. Kebanyakan teras berita dimulai dengan unsur "who" (siapa) dan "what" (apa).
Poin 3 ini sering dilanggar, khususnya di situs-situs atau media internal instansi/perusahaan. Kita sering menemukan berita dimulai dengan: Pada hari Senin tanggal 6 Maret 2017 telah diadakan sosialisasi program baru di Aula Kantor Kanwil Anu.
Jika merujuk pada poin 3 di atas, penulisan yang benar: Kanwil Anu mengadakan sosialisasi program baru di Aula Kantor, Senin (6/3/2017).
Jadi, awali kalimat di alinea pertama berita dengan unsur WHO. Rumusnya: SIAPA melakukan APA, DI MANA, KAPAN, KENAPA, BAGAIMANA.
Baca Juga: Cara Mudah Menulis Berita
4. Hindari mengawali teras berita dengan “there” (ada) atau “this” (ini).
5. Dalam teras berita tentang peristiwa yang akan terjadi, unsur waktu, hari (tanggal), dan tempat biasanya ditempatkan di akhir paragraf.
6. Dalam teras berita tentang peristiwa yang sudah lalu, hari (tanggal) kejadian biasanya muncul sebelum atau sesudah kata kerja (verb). Kadang-kadang hari (tanggal) ditulis di akhir awal kalimat pertama atau paragraf, jika teras beritanya hanya satu kalimat.
Poin 5 dan 6 di atas sesuai dengan kaidah tata bahasa Indonesia dalam penulisan kalimat: SPOK. Subjek, Predikat, Objek, Keterangan (Waktu & Tempat).
7. Gunakan teras kutipan dan pertanyaan secara hemat (kadang-kadang saja).
8. Lima poin pertama di atas merupakan cara terbaik dalam membuat teras berita.
10. Paragraf yang terdiri dari satu sampai tiga kalimat lebih disukai pembaca.
11. Tiap paragraf hanya berisi satu ide.
12. Ingat, paragraf pendek mendorong pembaca untuk melanjutkan membaca.
Poin 9-12 ini kian penting dalam penulisan naskah berita di media online agar ramah mudah dipindai (scannable) dan ramah pengguna/pembaca (user friendly).
Silakan Baca: Cara Menulis di Website/Media Online
Penggunaan atau penilisan kata bahwa termasuk melanggar kaidah bahasa jurnalistik. Kata "bahwa" (that) tidak diperlukan agar hemat kata (ringkas).
Misalnya, Bupati mengatakan bahwa banjir disebabkan hujan. Ubah menjadi: Bupati mengatakan banjir disebabkan hujan.
14. Untuk berita “past event” (peristiwa yang sudah terjadi), tulis “Jumat”, BUKAN “Jumat lalu”. Untuk “future event” (peristiwa yang akan terjadi), tulis “Jumat”, BUKAN “Jumat depan” atau “Jumat mendatang”.
Poin 14 ini sering dilanggar wartawan. Sangat sering kita menemukan, misalnya, digelar 5 Maret lalu atau diselenggarakan 12 Maret mendatang.
15. Hilangkan kata-kata seperti "ketika ditanya" dan "menyimpulkan". Ini transisi yang lemah. Langsung laporkan/tuliskan saja yang dikatakan narasumber.
16. Selalu periksa (double-check) ejaan nama. Jangan salah menulis nama!
17. Periksa angka.
18. Pastikan kata "hanya" ditempatkan dengan benar dalam sebuah kalimat. Penulisan kata "hanya" bisa mengubah makna kalimat.
Satu kata dalam berita bisa mengubah makna sekaligus melangar kode etik jurnalistik poin "tidak mencampurkan opini dan fakta". Kata "hanya" termasuk opini.
19. Tulis. Tulis ulang. Revisi. Tulisa ulang. Revisi. Edit. Revisi. Edit. Edit. Jangan langsung publikasi atau kirim ke editor setelah selesai menulis berita. Versi pertama naskah berita TIDAK cukup langsung naik cetak (publikasi).
Ada ungkapan: tidak ada tulisan hebat, hanya penulisan ulang yang hebat (there is no great writing, only great rewriting).
20. Baca naskah berita dengan keras untuk “menangkap” konstruksi kalimat yang tidak logis.
22. Pastikan kata kerja atau frasa lainnya "paralel" atau sama dalam struktur ketika muncul dalam cerita atau daftar.
Contoh: Dia suka berkebun, memancing, dan berburu. Api menewaskan sedikitnya 12 orang, melukai 60 lainnya, dan memaksa puluhan warga melompat dari jendela.
23. Gunakan kata ganti orang ketiga (ia, dia, mereka). Sangat langka menggunakan kata ganti orang pertama (saya, Anda). Jangan pula menulis kata “beliau”, tulis “ia”.
Kata “beliau” biasanya hanya digunakan untik kata ganti para nabi, khususnya Nabi Muhammad Saw .
24. Gunakan “kata berpasangan” dengan baik: “baik… maupun…”, “jika…. maka…”.
Contoh: “Baik pihak perusahaan maupun karyawan datang” (sebaiknya sih, lebih hemat begini: “Pihak perusahaan dan karyawan datang”.
25. Gunakan kalimat aktif, bukan kalimat pasif. “Pemerintah menaikkan harga BBM”, bukan “Harga BBM dinaikkan pemerintah”. “Majelis Taklim mengadakan pengajian”, bukan “Pengajian diadakan Majelis Taklim”.
27. Hindari kata-kata vulgar, cabul, kasar, berbau SARA (menyinggung suku, agama, ras, antargolongan), dan stereotip.
28. Hindari identifikasi ras, kecuali bila penting untuk komunikasi.
29. Kebanyakan kata keterangan (adverb) tidak diperlukan.
30. Kebanyakan kata sifat (adjectives) tidak diperlukan.
32. Tidak ada koma di antara waktu, tanggal, dan tempat. Kecelakaan itu terjadi pukul 04:32 WIB Senin (21/6) di Tel Aviv.
33. Bila ragu-ragu tentang penggunaan koma, tinggalkan saja!
34. Gunakan atribusi hanya sekali per paragraf.
35. Atribusi diperlukan dalam berita opini –keterangan pemerintah, pendapat ahli, atau ucapan narasumber. Atribusi juga diperlukan dalam kutipan langsung dan kutipan tidak langsung.
36. "Kata" adalah kata terbaik untuk atribusi. Kata lain dapat digunakan, tetapi harus secara akurat, mewakili bagaimana sesuatu dikatakan.
“Partai korup harus dihukum,” kata pengamat politik. “Tapi apakah rakyat suka menghukum?” imbuhnya.
Di akhir kutipan langsung, kata-kata yang biasa digunakan a.l. katanya, ucapnya, ujarnya, tandasnya, tambahnya, imbuhnya, pungkasnya.
38. Jumlah optimum kata yang digunakan dalam sebuah kalimat adalah 14 sampai 16 kata. Rata-rata pembaca tidak bisa memahami kalimat dengan lebih dari 40 kata.
39. Ubah satu kalimat panjang menjadi dua atau tiga kalimat yang lebih pendek. Prinsipnya, lebih baik banyak kalimat tapi pendek-pendek daripada satu kalimat panjang.
40. Jika kalimat panjang harus digunakan, tempatkan kalimat pendek sebelum dan sesudahnya.
41. Jangan memulai atau mengakhiri kalimat dengan kata "namun". Kata “namun” ditempatkan “dalam” sebuah kalimat –karena ia “kata sambung”.
43. Periksa ejaan yang benar di Kamus Bahasa.
Baca: Daftar Kata Baku dan Tidak Baku Bahasa Indonesia
45. Hindari jargon atau istilah teknis (ilmiah) kecuali 95 persen atau lebih pembaca akan memahaminya. Jika jargon teknis digunakan dan tidak akan dipahami oleh mayoritas pembaca, pastikan jelaskan setiap istilah yang digunakan.
46. Jangan pernah katakan "kemarin" atau "besok" tanpa disertai tanggal agar tidak membingungkan pembaca, kecuali untuk berita radio dan televisi.
47. Kadang-kadang informasi tidak dapat diverifikasi. Jika ada keraguan tentang nama seseorang, tulis "polisi mengidentifikasi orang itu sebagai John Smith" atau “dia menyebutkan namanya John Smith".
Demikian ringkasan Tips Menulis Berita sebagai Panduan untuk Pemula.
Wartawan profesional dipastikan sudah memahami dan mengamalkan tips menulis berita di atas. Jika tidak, maka mereka masih menjadi wartawan amatiran :) Wasalam. (www.romelteamedia.com).*
Pasalnya, berita di media online seperti ditulis "seenaknya" tanpa memperhatikan kaidah baku jurnalistik.
Kayanya, wartawan media online hanya fokus pada indeks mesin pencari dan jumlah kunjungan (pageviews).
Membaca berita-berita media online, terutama di bagian judul, saya punya kesan ilmu jurnalistik sudah tidak lagi diindahkan. Judul-judul umpan klik (clickbait) kian merajalela di situs-situs berita.
Banyak jurnalis media online membuat judul seperti membuat status di media sosial. Memang itulah pengaruh media sosial terhadap jurnalistik.
Saya juga jadi bertanya-tanya, apakah jurusan jurnalistik masih diperlukan saat ini, saat semua orang bisa menjadi wartawan dengan medium publikasi media sosial atau blog.
Saya posting tips menulis berita berikut ini sekadar dokumentasi sekaligus berbagi dan "berupaya melestarikan ilmu jurnalistik", khususnya dalam hal cara menulis berita.
Tips menulis berita ini sebenarnya ada 100. Saya "ringkas" sesuai dengan konteks jurnalistik Indonesia menjadi 47 tips menulis berita.
Jadi, tidak semua tips saya terjemahkan. Tips ini meliputi cara menulis teras berita (lead), cara menulis isi berita (body), cara editing, dan cara penyusunan kalimat.
Tips menulis berita di bawah ini saya sadur dari "Hot 100' News Writing Tips" yang dikompilasi oleh Sheryl Swingley dari Ball State University, Indiana, Amerika Serikat.
Cara Menulis Berita: Teras (Lead)
1. Teras berita --yaitu alinea pertama sebuah berita-- hendaknya ringkas. Maksimal 35 kata.2. Teras berita hendaknya ditulis dalam satu atau dua kalimat saja.
3. Hindari memulai teras berita dengan unsur berita "when" (kapan) atau "where" (di mana), kecuali keduanya merupakan unsur terpenting. Kebanyakan teras berita dimulai dengan unsur "who" (siapa) dan "what" (apa).
Poin 3 ini sering dilanggar, khususnya di situs-situs atau media internal instansi/perusahaan. Kita sering menemukan berita dimulai dengan: Pada hari Senin tanggal 6 Maret 2017 telah diadakan sosialisasi program baru di Aula Kantor Kanwil Anu.
Jika merujuk pada poin 3 di atas, penulisan yang benar: Kanwil Anu mengadakan sosialisasi program baru di Aula Kantor, Senin (6/3/2017).
Jadi, awali kalimat di alinea pertama berita dengan unsur WHO. Rumusnya: SIAPA melakukan APA, DI MANA, KAPAN, KENAPA, BAGAIMANA.
Baca Juga: Cara Mudah Menulis Berita
4. Hindari mengawali teras berita dengan “there” (ada) atau “this” (ini).
5. Dalam teras berita tentang peristiwa yang akan terjadi, unsur waktu, hari (tanggal), dan tempat biasanya ditempatkan di akhir paragraf.
6. Dalam teras berita tentang peristiwa yang sudah lalu, hari (tanggal) kejadian biasanya muncul sebelum atau sesudah kata kerja (verb). Kadang-kadang hari (tanggal) ditulis di akhir awal kalimat pertama atau paragraf, jika teras beritanya hanya satu kalimat.
Poin 5 dan 6 di atas sesuai dengan kaidah tata bahasa Indonesia dalam penulisan kalimat: SPOK. Subjek, Predikat, Objek, Keterangan (Waktu & Tempat).
7. Gunakan teras kutipan dan pertanyaan secara hemat (kadang-kadang saja).
8. Lima poin pertama di atas merupakan cara terbaik dalam membuat teras berita.
Cara Menulis Berita: Isi (Body)
9. Tulis isi berita (detail setelah teras) dalam paragraf pendek. Maksimum 60 kata atau kurang dari 10 baris.10. Paragraf yang terdiri dari satu sampai tiga kalimat lebih disukai pembaca.
11. Tiap paragraf hanya berisi satu ide.
12. Ingat, paragraf pendek mendorong pembaca untuk melanjutkan membaca.
Poin 9-12 ini kian penting dalam penulisan naskah berita di media online agar ramah mudah dipindai (scannable) dan ramah pengguna/pembaca (user friendly).
Silakan Baca: Cara Menulis di Website/Media Online
Cara Menulis Berita: Penyuntingan (Editing)
13. Hilangkan kata "bahwa" bila memungkinkan.Penggunaan atau penilisan kata bahwa termasuk melanggar kaidah bahasa jurnalistik. Kata "bahwa" (that) tidak diperlukan agar hemat kata (ringkas).
Misalnya, Bupati mengatakan bahwa banjir disebabkan hujan. Ubah menjadi: Bupati mengatakan banjir disebabkan hujan.
14. Untuk berita “past event” (peristiwa yang sudah terjadi), tulis “Jumat”, BUKAN “Jumat lalu”. Untuk “future event” (peristiwa yang akan terjadi), tulis “Jumat”, BUKAN “Jumat depan” atau “Jumat mendatang”.
Poin 14 ini sering dilanggar wartawan. Sangat sering kita menemukan, misalnya, digelar 5 Maret lalu atau diselenggarakan 12 Maret mendatang.
15. Hilangkan kata-kata seperti "ketika ditanya" dan "menyimpulkan". Ini transisi yang lemah. Langsung laporkan/tuliskan saja yang dikatakan narasumber.
16. Selalu periksa (double-check) ejaan nama. Jangan salah menulis nama!
17. Periksa angka.
18. Pastikan kata "hanya" ditempatkan dengan benar dalam sebuah kalimat. Penulisan kata "hanya" bisa mengubah makna kalimat.
Satu kata dalam berita bisa mengubah makna sekaligus melangar kode etik jurnalistik poin "tidak mencampurkan opini dan fakta". Kata "hanya" termasuk opini.
19. Tulis. Tulis ulang. Revisi. Tulisa ulang. Revisi. Edit. Revisi. Edit. Edit. Jangan langsung publikasi atau kirim ke editor setelah selesai menulis berita. Versi pertama naskah berita TIDAK cukup langsung naik cetak (publikasi).
Ada ungkapan: tidak ada tulisan hebat, hanya penulisan ulang yang hebat (there is no great writing, only great rewriting).
20. Baca naskah berita dengan keras untuk “menangkap” konstruksi kalimat yang tidak logis.
Cara Menulis Berita: Grammar
21. Gunakan kata ganti “mereka” untuk merujuk pada sebuah tim atau grup.22. Pastikan kata kerja atau frasa lainnya "paralel" atau sama dalam struktur ketika muncul dalam cerita atau daftar.
Contoh: Dia suka berkebun, memancing, dan berburu. Api menewaskan sedikitnya 12 orang, melukai 60 lainnya, dan memaksa puluhan warga melompat dari jendela.
23. Gunakan kata ganti orang ketiga (ia, dia, mereka). Sangat langka menggunakan kata ganti orang pertama (saya, Anda). Jangan pula menulis kata “beliau”, tulis “ia”.
Kata “beliau” biasanya hanya digunakan untik kata ganti para nabi, khususnya Nabi Muhammad Saw .
24. Gunakan “kata berpasangan” dengan baik: “baik… maupun…”, “jika…. maka…”.
Contoh: “Baik pihak perusahaan maupun karyawan datang” (sebaiknya sih, lebih hemat begini: “Pihak perusahaan dan karyawan datang”.
25. Gunakan kalimat aktif, bukan kalimat pasif. “Pemerintah menaikkan harga BBM”, bukan “Harga BBM dinaikkan pemerintah”. “Majelis Taklim mengadakan pengajian”, bukan “Pengajian diadakan Majelis Taklim”.
Cara Menulis Berita: Lain-Lain
26. Jika ragu-ragu, tinggalkan (When in doubt, leave it out). Informasi yang meragukan, apalagi tidak dapat dikonfirmasi, tinggalkan --jangan diberitakan.27. Hindari kata-kata vulgar, cabul, kasar, berbau SARA (menyinggung suku, agama, ras, antargolongan), dan stereotip.
28. Hindari identifikasi ras, kecuali bila penting untuk komunikasi.
29. Kebanyakan kata keterangan (adverb) tidak diperlukan.
30. Kebanyakan kata sifat (adjectives) tidak diperlukan.
Cara Menulis Berita: Tanda Baca
31. Gunakan koma setelah “menurut…”. Misalnya, “Menurutnya, korupsi terjadi karena keserakahan”.32. Tidak ada koma di antara waktu, tanggal, dan tempat. Kecelakaan itu terjadi pukul 04:32 WIB Senin (21/6) di Tel Aviv.
33. Bila ragu-ragu tentang penggunaan koma, tinggalkan saja!
Cara Menulis Berita: Kutipan dan Atribusi
Kutipan berfungsi sebagai penguat, penegas, atau fakta. Dalam berita radio dikenal dengan istilah soundbait. Di berita televisi disebut clip.34. Gunakan atribusi hanya sekali per paragraf.
35. Atribusi diperlukan dalam berita opini –keterangan pemerintah, pendapat ahli, atau ucapan narasumber. Atribusi juga diperlukan dalam kutipan langsung dan kutipan tidak langsung.
36. "Kata" adalah kata terbaik untuk atribusi. Kata lain dapat digunakan, tetapi harus secara akurat, mewakili bagaimana sesuatu dikatakan.
“Partai korup harus dihukum,” kata pengamat politik. “Tapi apakah rakyat suka menghukum?” imbuhnya.
Di akhir kutipan langsung, kata-kata yang biasa digunakan a.l. katanya, ucapnya, ujarnya, tandasnya, tambahnya, imbuhnya, pungkasnya.
Cara Menulis Berita: Struktur Kalimat
37. Hindari menggunakan kata yang sama dua kali dalam kalimat.38. Jumlah optimum kata yang digunakan dalam sebuah kalimat adalah 14 sampai 16 kata. Rata-rata pembaca tidak bisa memahami kalimat dengan lebih dari 40 kata.
39. Ubah satu kalimat panjang menjadi dua atau tiga kalimat yang lebih pendek. Prinsipnya, lebih baik banyak kalimat tapi pendek-pendek daripada satu kalimat panjang.
40. Jika kalimat panjang harus digunakan, tempatkan kalimat pendek sebelum dan sesudahnya.
41. Jangan memulai atau mengakhiri kalimat dengan kata "namun". Kata “namun” ditempatkan “dalam” sebuah kalimat –karena ia “kata sambung”.
Tips Menulis Berita: Ejaan
42. Gunakan "Periksa Ejaan" ("Spell Check") di komputer.43. Periksa ejaan yang benar di Kamus Bahasa.
Baca: Daftar Kata Baku dan Tidak Baku Bahasa Indonesia
Cara Menulis Berita: Kosakata
44. Gunakan kata-kata sederhana --umum dan mudah dipahami. Jangan pernah memaksa pembaca buka kamus.45. Hindari jargon atau istilah teknis (ilmiah) kecuali 95 persen atau lebih pembaca akan memahaminya. Jika jargon teknis digunakan dan tidak akan dipahami oleh mayoritas pembaca, pastikan jelaskan setiap istilah yang digunakan.
46. Jangan pernah katakan "kemarin" atau "besok" tanpa disertai tanggal agar tidak membingungkan pembaca, kecuali untuk berita radio dan televisi.
47. Kadang-kadang informasi tidak dapat diverifikasi. Jika ada keraguan tentang nama seseorang, tulis "polisi mengidentifikasi orang itu sebagai John Smith" atau “dia menyebutkan namanya John Smith".
Demikian ringkasan Tips Menulis Berita sebagai Panduan untuk Pemula.
Wartawan profesional dipastikan sudah memahami dan mengamalkan tips menulis berita di atas. Jika tidak, maka mereka masih menjadi wartawan amatiran :) Wasalam. (www.romelteamedia.com).*
Previous
« Prev Post
« Prev Post
Next
Next Post »
Next Post »
[…] Lead paling umum menggunakan unsur “Who” dan “What” di awal kalimat, yaitu mengedepankan subjek/pelaku (Who) atau peristiwa (What). (Baca: 47 Hot Tips Menulis Berita). […]
ReplyDeleteitulah perbedaan antara artikel dan berita yg semakin tipis
ReplyDeleteTerima kasih bang. Artikelnya sangat membantu sekali. Leibih2 bagi saya ya g sedang membangun blog dengan niche berita.
ReplyDelete