Jurnalisme Judul - Headline Journalism
By Romeltea | Published: August 25, 2015
JURNALISME Judul (Headline Journalism) adalah sebutan lain jurnalistik online karena media online --sebagai sarana publikasi jurnalistik online-- menjadikan judul sebagai "jualan utama" untuk mendatangkan pembaca (reader), pengunjung (visitor), atau pengguna (user).
Saya sudah berkali-kali membuat posting tentang judul berita media online yang menjebak dalam tags "clickbait" di blog ini.
Jurnalisme Judul juga merujuk pada kebiasaan pembaca (reader's habit) media online yang membaca berita media online mulai dari judulnya doang dan sering hanya judul.
Hasil sebuah penelitian --yang belum saya temukan sumbernya-- menunjukan, pembaca online hanya butuh waktu 3-5 detik untuk menyimpulkan apakah berita yang "lewat" di layar monitor komputer atau gadgetnya layak dibaca atau tidak.
Jurnalisme judul saat ini merujuk pada kalangan wartawan atau media online yang berlomba-lomba membuat judul berita yang sekiranya membuat penasaran pembaca. Judul berita clickbait menjadi tren dan favorit media-media online saat ini, seperti penggunaan Kata Penunjuk dan Kata Seru.
Jurnalisme judul versi media online saat ini juga cenderung menjadi "jurnalisme kuning" (yellow journalism). Situs berita pun banyak yang menjelma menjadi "koran kuning digital" yang mengedepankan judul sensasional dan bombastis yang seringkali menipu pembaca.
Dulu pembaca yang berkomentar "wow", "duh", "menyedihkan", "sadis", atau "merinding" saat membaca berita. Kini, dengan jurnalisme judul, wartawan sendiri yang mengatakannya dalam judul berita yang dibuatnya.
Contoh:
Wartawan penganut jurnalisme judul dan jurnalisme clickbait tidak mikir lama untuk membuat judul berita. Cukup menulis "Ini komentar Ahok soal....", "Ini jawaban Emil soal Stadion GBLA", dan sejenisnya.
Banyak --kalau tidak kebanyakan-- judul situs berita saat ini bukan contoh jurnalistik yang baik. Kehadiran media sosial dan "kejang rating situs" (traffic) menjadi pendorong terkikisnya jurnalisme yang baik.
Jurnalisme judul juga dipengaruhi oleh trik SEO yang membuat wartawan (editor) mengejar kata kunci yang sekiranya dicari di mesin telusus. Jadilah jurnalisme judul yang "gak karuan" seperti judul berita sepakbola berikut ini:
Saya sudah berkali-kali membuat posting tentang judul berita media online yang menjebak dalam tags "clickbait" di blog ini.
Jurnalisme Judul juga merujuk pada kebiasaan pembaca (reader's habit) media online yang membaca berita media online mulai dari judulnya doang dan sering hanya judul.
Hasil sebuah penelitian --yang belum saya temukan sumbernya-- menunjukan, pembaca online hanya butuh waktu 3-5 detik untuk menyimpulkan apakah berita yang "lewat" di layar monitor komputer atau gadgetnya layak dibaca atau tidak.
Jurnalisme judul saat ini merujuk pada kalangan wartawan atau media online yang berlomba-lomba membuat judul berita yang sekiranya membuat penasaran pembaca. Judul berita clickbait menjadi tren dan favorit media-media online saat ini, seperti penggunaan Kata Penunjuk dan Kata Seru.
Jurnalisme judul versi media online saat ini juga cenderung menjadi "jurnalisme kuning" (yellow journalism). Situs berita pun banyak yang menjelma menjadi "koran kuning digital" yang mengedepankan judul sensasional dan bombastis yang seringkali menipu pembaca.
Dulu pembaca yang berkomentar "wow", "duh", "menyedihkan", "sadis", atau "merinding" saat membaca berita. Kini, dengan jurnalisme judul, wartawan sendiri yang mengatakannya dalam judul berita yang dibuatnya.
Contoh:
- Bikin Merinding! Presenter TV Meninggal Tragis di Depan Ribuan Penonton - JPNN.com
- Heboh Pria Bernama Tuhan: MUI Minta KTP-nya Ditarik
- Mengejutkan, Guru Cantik Mengaku Menikahi Yesus Kristus
- Menyedihkan.. Presenter Ini Meninggal Saat Live di TV
- Astaga, Ternyata Ini yang Bikin Risty Tagor Pisah Ranjang, Menyedihkan
Wartawan penganut jurnalisme judul dan jurnalisme clickbait tidak mikir lama untuk membuat judul berita. Cukup menulis "Ini komentar Ahok soal....", "Ini jawaban Emil soal Stadion GBLA", dan sejenisnya.
Banyak --kalau tidak kebanyakan-- judul situs berita saat ini bukan contoh jurnalistik yang baik. Kehadiran media sosial dan "kejang rating situs" (traffic) menjadi pendorong terkikisnya jurnalisme yang baik.
Jurnalisme judul juga dipengaruhi oleh trik SEO yang membuat wartawan (editor) mengejar kata kunci yang sekiranya dicari di mesin telusus. Jadilah jurnalisme judul yang "gak karuan" seperti judul berita sepakbola berikut ini:
- Berita Transfer Pemain Eropa 2015/2016 Terbaru : Manchester United Siap Tebus Neymar 140 Juta Pounds
- Hasil Everton VS Manchester City Skor 0-2 FT : Kolarov Dan Nasri Bawa City Raih Poin Sempurna
- Berita Bola : Ini Tanggapan Enrique Terkait Kabar Transfer Neymar.
Previous
« Prev Post
« Prev Post
Next
Next Post »
Next Post »
Iya sih mas.. Bener. Tapi dengan awalan kata seperti "Duh", "Inilah", "Itulah", "Waw", "Merinding" dan lainnya biasanya akan membuat si calon pembaca artikel menjadi lebih penasaran dengan isi artikel tersebut.
ReplyDeleteSaya pun juga sering penasaran hehehe.. Ya bagaimana pun juga, hal tersebut selayaknya tidak boleh dilakukan oleh jurnalis mana pun.