Cara Menulis Naskah Berita Radio & TV - Jurnalistik Penyiaran
By Romeltea | Published: August 18, 2015
Cara Menulis Naskah Berita Radio & TV: Ringkas, Lugas, Bahasa Tutur, Menulis untuk Telinga.
MELENGKAPI posting sebelumnya, Prinsip Dasar Jurnalistik Radio, berikut ini saya sadurkan teknis, cara, atau gaya menulis berita untuk radio.
Selain itu, posting teknik penulisan naskah berita radio (radio news script) juga sebagai "materi" perkuliahan Jurnalistik Radio yang "biasa" saya ampu di Jurusan Komunikasi UIN Bandung. Rumornya sih, semester ini saya masih pegang :)
Posting tentang teknik jurnalistik radio ini, terutama soal cara penulisan naskah (script), saya sarikan dari paper News Writing for Television and Radio dan Writing Style Differences Newspaper, Radio, and Television News.
1. Durasi Terbatas
Anda memiliki ruang dan waktu yang lebih sedikit untuk menyajikan informasi berita. Karenanya, Anda harus membuat prioritas dan meringkas informasi dengan hati-hati.
2. Audiens Tak Bisa Mengulang
Pendengar Anda tidak bisa membaca ulang kalimat yang mereka tidak pahami saat pertama kali mendengarkan; mereka harus memahami informasi dalam sebuah siaran berita sebagaimana mereka dengarkan dan lihat. Maka dari itu, Anda harus menulis naskah berita dengan sederhana dan jelas (simple and clear).
3. Menulis untuk Telinga
Anda menulis untuk "telinga". Di media cetak, Anda menulis untuk "mata". Berita radio dan televisi harus terdengar baik --mudah dimengerti saat didengarkan dan ditonton.
Selain itu, di berita radio, pendengar tidak bisa melihat video tentang informasi yang Anda sampaikan. Anda harus menggambarkan apa pun dalam bentuk kata kata (verbal descriptions).
Berita televisi dan radio harus memperhatikan hal-hal berikut ini:
Tulis sebagaimana Anda mengucapkannya (Write the way you talk).
2. Tiap kalimat hendaknya ringkas dan hanya berisi satu gagasan.
Kita tidak selalu berbicara dalam kalimat panjang. Kalimat lebih ringkas lebih baik dalam penulis berita penyiaran. Tiap kailmat harus fokus pada ide tertentu.
3. Sederhana dan langsung (lugas).
Jika Anda memberi informasi terlalu banyak, maka audiens Anda tidak akan bisa menyerapnya. Pilihlah kata-kata yang familiar bagi semua orang.
4. Baca naskah dengan "keras" (lantang).
Atribut terpenting dalam menulis untuk "telinga" adalah membacanya dengan keras. Ini akan memberi Anda "feeling" untuk timing, transisi, aliran informasi, dan gaya percakapan. Audiens Anda akan mendengar berita radio dan tv Anda, bukan membacanya, maka berita harus "enak di telinga".
Berita suratkabar yang baik terdiri dari ratusan hingga ribuan kata. Namun, berita yang sama di tv dan radio harus bisa disampaikan dalam 30 detik --mungkin tidak lebih dari 100 kata. Jika ini berita penting, mungkin durasinya bisa 90 detik atau dua menit.
2. Gunakan tatabahasa (grammar) yang benar.
Naskah siaran berita dengan tatabahasa yang salah akan menyulitkan yang baca (news presenter) dan pendengar.
3. Simpan informasi penting di awal naskah.
Menulis berita radio & tv hakikatnya sama dengan menulis untuk media cetak. Anda harus menuliskan fakta terpenting di awal kalimat (lead/teras). Gaya ini dikenal dengan sebuta "piramida terbalik" (inverted pyramid) --yang terpenting di awal, lalu yang penting. Yang gak penting 'gak usah ditulis!
4. Tulis teras yang baik.
Awali berita Anda dengan jelas dan akurat. Berita radio/tv harus pas untuk durasi 30 s.d. 90 detik. Alinea pertama naskah berita radio/tv sebaiknya lebih ringkas ketimbang berita suratkabar.
5. Gunakan kalimat-kalimat pendek, sekitar 20 kata per kalimat.
Penyiar harus bisa bernapas. Kalimat panjang akan menyulitkan penyampai berita menarik napas.
6. Tulis sebagaimana orang-orang mengatakannya.
Gunakan bahasa tutur atau kata-kata yang biasa diucapkan.
7. Kalimat Sederhana
Gunakan struktur kalimat yang sederhana: subjek -- kata kerja -- objek (subject − verb − object).
8. Gunakan kalimat dan kata kerja aktif.
Lebih baik "ia menendang bola" daripada "bola ditendang oleh dia".
Gunakan nama lengkap orang saat pertama kali ditulis, lalu gunakan nama singkat atau panggilan.
2. Kata Asing
Tuliskan cara pengucapan kata-kata asing dan kata-kata yang sulit diucapkan.
3. Atribusi + Nama
Jangan tulis nama di awal kalimat. Tulis atribusi atau jabatan, baru nama. Jangan tulis "Ahmad, dosen UIN Bandung, mengatakan hari ini..." tapi tulislah "Dosen UIN Bandung --Ahmad-- mengatakan hari ini...";
4. Usia
Usia: Tulis "Seorang mahasiswa UIN Bandung --Ahmad-- berusia 20 tahun tadi pagi... ", jangan tulis gaya suratkabar "Seorang mahasiswa UIN Bandung, Ahmad (20 thn), tadi pagi..."
5. Kutipan/Kalimat Langsung
Hindari menulis kutipan langsung dalam naskah berita. Gunakan soundbite jika memungkinkan. Jangan tulis: "Saya akan datang besok," ujarnya, tapi tulislah: "Ia mengatakan akan datang besok".
6. Singkatan
Hindari singkatan, kecuali yang sudah akrab di telinga pendengar. Sebutkan kepanjangannya di awal kalimat.
7. Simbol
Hindari penulisan simbol, ganti dengan cara pengucapannya. Jangan tulis "Rp10.000", tapi tulis "sepuluh ribu rupiah".
8. Tanda Baca
Gunakan tanda-tanda baca (punctuation) yang benar. Gunakan tanda "double dash" (--) untuk jeda lebih lama. Gunakan garis bawah (underline) untuk penekanan.
9. Penulisan Angka.
Gunakan huruf untuk angka 1 s.d. 11 (satu, dua tiga, ... sebelas). Gunakan angka untuk 12 s.d. 999. Gunakan kombinasi angka dan hurup untuk angka di atas 999 (20-ribu, 211-juta).
MELENGKAPI posting sebelumnya, Prinsip Dasar Jurnalistik Radio, berikut ini saya sadurkan teknis, cara, atau gaya menulis berita untuk radio.
Selain itu, posting teknik penulisan naskah berita radio (radio news script) juga sebagai "materi" perkuliahan Jurnalistik Radio yang "biasa" saya ampu di Jurusan Komunikasi UIN Bandung. Rumornya sih, semester ini saya masih pegang :)
Posting tentang teknik jurnalistik radio ini, terutama soal cara penulisan naskah (script), saya sarikan dari paper News Writing for Television and Radio dan Writing Style Differences Newspaper, Radio, and Television News.
Menulis untuk Mata dan Telinga
Menulis naskah berita untuk radio dan televisi berbeda dengan menulis untuk media cetak dengan beberapa alasan.1. Durasi Terbatas
Anda memiliki ruang dan waktu yang lebih sedikit untuk menyajikan informasi berita. Karenanya, Anda harus membuat prioritas dan meringkas informasi dengan hati-hati.
2. Audiens Tak Bisa Mengulang
Pendengar Anda tidak bisa membaca ulang kalimat yang mereka tidak pahami saat pertama kali mendengarkan; mereka harus memahami informasi dalam sebuah siaran berita sebagaimana mereka dengarkan dan lihat. Maka dari itu, Anda harus menulis naskah berita dengan sederhana dan jelas (simple and clear).
3. Menulis untuk Telinga
Anda menulis untuk "telinga". Di media cetak, Anda menulis untuk "mata". Berita radio dan televisi harus terdengar baik --mudah dimengerti saat didengarkan dan ditonton.
Selain itu, di berita radio, pendengar tidak bisa melihat video tentang informasi yang Anda sampaikan. Anda harus menggambarkan apa pun dalam bentuk kata kata (verbal descriptions).
Berita televisi dan radio harus memperhatikan hal-hal berikut ini:
Tulis sebagaimana Anda mengucapkannya (Write the way you talk).
2. Tiap kalimat hendaknya ringkas dan hanya berisi satu gagasan.
Kita tidak selalu berbicara dalam kalimat panjang. Kalimat lebih ringkas lebih baik dalam penulis berita penyiaran. Tiap kailmat harus fokus pada ide tertentu.
3. Sederhana dan langsung (lugas).
Jika Anda memberi informasi terlalu banyak, maka audiens Anda tidak akan bisa menyerapnya. Pilihlah kata-kata yang familiar bagi semua orang.
4. Baca naskah dengan "keras" (lantang).
Atribut terpenting dalam menulis untuk "telinga" adalah membacanya dengan keras. Ini akan memberi Anda "feeling" untuk timing, transisi, aliran informasi, dan gaya percakapan. Audiens Anda akan mendengar berita radio dan tv Anda, bukan membacanya, maka berita harus "enak di telinga".
Struktur Penulisan Berita Radio & Televisi
Berita suratkabar yang baik terdiri dari ratusan hingga ribuan kata. Namun, berita yang sama di tv dan radio harus bisa disampaikan dalam 30 detik --mungkin tidak lebih dari 100 kata. Jika ini berita penting, mungkin durasinya bisa 90 detik atau dua menit.
2. Gunakan tatabahasa (grammar) yang benar.
Naskah siaran berita dengan tatabahasa yang salah akan menyulitkan yang baca (news presenter) dan pendengar.
3. Simpan informasi penting di awal naskah.
Menulis berita radio & tv hakikatnya sama dengan menulis untuk media cetak. Anda harus menuliskan fakta terpenting di awal kalimat (lead/teras). Gaya ini dikenal dengan sebuta "piramida terbalik" (inverted pyramid) --yang terpenting di awal, lalu yang penting. Yang gak penting 'gak usah ditulis!
4. Tulis teras yang baik.
Awali berita Anda dengan jelas dan akurat. Berita radio/tv harus pas untuk durasi 30 s.d. 90 detik. Alinea pertama naskah berita radio/tv sebaiknya lebih ringkas ketimbang berita suratkabar.
5. Gunakan kalimat-kalimat pendek, sekitar 20 kata per kalimat.
Penyiar harus bisa bernapas. Kalimat panjang akan menyulitkan penyampai berita menarik napas.
6. Tulis sebagaimana orang-orang mengatakannya.
Gunakan bahasa tutur atau kata-kata yang biasa diucapkan.
7. Kalimat Sederhana
Gunakan struktur kalimat yang sederhana: subjek -- kata kerja -- objek (subject − verb − object).
8. Gunakan kalimat dan kata kerja aktif.
Lebih baik "ia menendang bola" daripada "bola ditendang oleh dia".
Teknik Menulis Berita Radio & Televisi
Gunakan nama lengkap orang saat pertama kali ditulis, lalu gunakan nama singkat atau panggilan.
2. Kata Asing
Tuliskan cara pengucapan kata-kata asing dan kata-kata yang sulit diucapkan.
3. Atribusi + Nama
Jangan tulis nama di awal kalimat. Tulis atribusi atau jabatan, baru nama. Jangan tulis "Ahmad, dosen UIN Bandung, mengatakan hari ini..." tapi tulislah "Dosen UIN Bandung --Ahmad-- mengatakan hari ini...";
4. Usia
Usia: Tulis "Seorang mahasiswa UIN Bandung --Ahmad-- berusia 20 tahun tadi pagi... ", jangan tulis gaya suratkabar "Seorang mahasiswa UIN Bandung, Ahmad (20 thn), tadi pagi..."
5. Kutipan/Kalimat Langsung
Hindari menulis kutipan langsung dalam naskah berita. Gunakan soundbite jika memungkinkan. Jangan tulis: "Saya akan datang besok," ujarnya, tapi tulislah: "Ia mengatakan akan datang besok".
6. Singkatan
Hindari singkatan, kecuali yang sudah akrab di telinga pendengar. Sebutkan kepanjangannya di awal kalimat.
7. Simbol
Hindari penulisan simbol, ganti dengan cara pengucapannya. Jangan tulis "Rp10.000", tapi tulis "sepuluh ribu rupiah".
8. Tanda Baca
Gunakan tanda-tanda baca (punctuation) yang benar. Gunakan tanda "double dash" (--) untuk jeda lebih lama. Gunakan garis bawah (underline) untuk penekanan.
9. Penulisan Angka.
Gunakan huruf untuk angka 1 s.d. 11 (satu, dua tiga, ... sebelas). Gunakan angka untuk 12 s.d. 999. Gunakan kombinasi angka dan hurup untuk angka di atas 999 (20-ribu, 211-juta).
Format Naskah Berita Radio & Televisi
- Bertahun-tahun lalu, naskah berita radio & televisi ditulis dalam huruf kapital semua (all uppercase/all caps), tapi kini sudah berubah menjadi "normal" --huruf kapital hanya untuk kata pertama dan huruf pertama nama.
- Jangan tulis kalimat/naskah berita bersambung ke halaman berbeda. Tuntaskan naskah berita dalam satu halaman. Berita lain di halaman berikutnya.
- Jika perlu, tulis naskah berita dengan spasi ganda --untuk memberi ruang jika ada koreksi/salah ketik.
Previous
« Prev Post
« Prev Post
Next
Next Post »
Next Post »
Biasanya penyiar radio itu suaranya empuk dan enak di dengar di telinga .. Suara yg bagus dengerinnya juga jd betah apalagi pas sambil tiduran, tp klo suaranya cempreng males dengerinnya kang, hehehe
ReplyDeletetutup telinga aja pas penyiar bicara :)
Deletepas lagu sama infonya baru dengerin,,,,,
kalau cara membuat headline berita gimana kang?
ReplyDeleteSila buka:
Deletehttp://www.romelteamedia.com/2015/01/cara-menulis-judul-berita-baik-benar.html
Mas/pak, boleh tau referensi bukunya nggak, kalau ada
ReplyDeleteTerimakasih
Itu yang jadi gambar ilustrasi bukunya....
DeleteSangat bermanfaat
ReplyDeletemakasih sangat bermanfaat
ReplyDelete