Kembalilan Nasyid pada Khittahnya
By Romeltea | Published: October 9, 2014
BUKU Kembalilan Nasyid pada Khittahnya ini adalah salah satu "berkah" menjadi penyiar acara Nasyid (Lagu Religi/Islami) di Radio Antassalam FM Bandung selama 7 tahun, 2000-2007.
Nama acaranya Kawih Penyejuk Iman (KPI) yang disiarkan tiap Kamis malam, 19.00-21.00 WIB, dan Minggu siang, 14.00-16.00 WIB.
Saya merasa, setelah mengalami masa jayanya di tahun 1990-an, banyak nasyid yang "menyimpang" dari khitahnya sebagai lagu dakwah, doa, dan dzikir, serta sarat pesan keislaman --seruan amal saleh, ibadah, dll.
Penyimpangan dimaksud adalah banyak munsyid yang menciptakan dan melantunkan lagu-lagu yang bertema cinta-asmara, bukan lagi cinta kepada Allah dan Rasul-Nya. Bahkan, muncul "romantic nasyid" yang liriknya tidak jauh beda dengan lagu-lagu Pop dan Dangdut.
Di buku Kembalilan Nasyi pada Khittahnya ini saya mengajak para munsyid kembali ke visi-misi nasyid sebagai "syair Islami" yang berisi pesan dakwah.
Bagi saya, nasyid itu ada dua macam, yakni:
1. Nasyid Haroki
Nasyid ertema perjuangan/jihad dan dakwah menyebarkan dan membela Islam dan kaum Muslim. Liriknya memberi semangat dalam dakwah dan jihad, sebagaimana syair-syair yang dilantunkan para sahabat Nabi Saw dulu semasa perang.
Contoh nasyid haroki adalah nasyid-nasyid yang dibawakan grup nasyid Izzatul Islam (Izis), Rabbani, dll., seperti "Al-Aqsho", "Palestina", "Intifadhoh", dll.
2. Nasyid Sufistik
Nasyid bertema cinta kepada Allah dan Rasul, shalawat, doa, dzikir, munajat, istigfar atau minta ampunan, dan liriknya menghanyutkan pendengar pada dzikir kepada Allah SWT, sebagaimana syair sufi yang mengekspresikan cinta kepada Sang Maha Pencipta.
Contoh nasyid sufistik adalah yang dibawakan Raihan --misalnya Al-I'tiraf, Saujana, Qatrunnada, Snada, Mupla, Star 5, dll.
Buku ini diterbitkan Nuansa Cendekia Bandung dan saya yakin stoknya masih ada --bahkan banyak. Jika Anda tergerak membangkitkan nasyid atau lagu Islami ini, buku ini bisa menjadi acuannya.*
Nama acaranya Kawih Penyejuk Iman (KPI) yang disiarkan tiap Kamis malam, 19.00-21.00 WIB, dan Minggu siang, 14.00-16.00 WIB.
Saya merasa, setelah mengalami masa jayanya di tahun 1990-an, banyak nasyid yang "menyimpang" dari khitahnya sebagai lagu dakwah, doa, dan dzikir, serta sarat pesan keislaman --seruan amal saleh, ibadah, dll.
Penyimpangan dimaksud adalah banyak munsyid yang menciptakan dan melantunkan lagu-lagu yang bertema cinta-asmara, bukan lagi cinta kepada Allah dan Rasul-Nya. Bahkan, muncul "romantic nasyid" yang liriknya tidak jauh beda dengan lagu-lagu Pop dan Dangdut.
Di buku Kembalilan Nasyi pada Khittahnya ini saya mengajak para munsyid kembali ke visi-misi nasyid sebagai "syair Islami" yang berisi pesan dakwah.
Bagi saya, nasyid itu ada dua macam, yakni:
1. Nasyid Haroki
Nasyid ertema perjuangan/jihad dan dakwah menyebarkan dan membela Islam dan kaum Muslim. Liriknya memberi semangat dalam dakwah dan jihad, sebagaimana syair-syair yang dilantunkan para sahabat Nabi Saw dulu semasa perang.
Contoh nasyid haroki adalah nasyid-nasyid yang dibawakan grup nasyid Izzatul Islam (Izis), Rabbani, dll., seperti "Al-Aqsho", "Palestina", "Intifadhoh", dll.
2. Nasyid Sufistik
Nasyid bertema cinta kepada Allah dan Rasul, shalawat, doa, dzikir, munajat, istigfar atau minta ampunan, dan liriknya menghanyutkan pendengar pada dzikir kepada Allah SWT, sebagaimana syair sufi yang mengekspresikan cinta kepada Sang Maha Pencipta.
Contoh nasyid sufistik adalah yang dibawakan Raihan --misalnya Al-I'tiraf, Saujana, Qatrunnada, Snada, Mupla, Star 5, dll.
Buku ini diterbitkan Nuansa Cendekia Bandung dan saya yakin stoknya masih ada --bahkan banyak. Jika Anda tergerak membangkitkan nasyid atau lagu Islami ini, buku ini bisa menjadi acuannya.*
Previous
« Prev Post
« Prev Post
Next
Next Post »
Next Post »
No comments on Kembalilan Nasyid pada Khittahnya
Post a Comment