Tips Siaran Berita - Jurnalistik Radio
By Romeltea | Published: October 31, 2013
Siaran berita adalah program siaran radio dengan materi informasi aktual, baik hasil liputan reporter sendiri maupun mengutip dari koran, majalah, atau media online.
Tips Siaran Berita - Jurnalistik Radio ini penting dipahami dan dikuasai oleh setiap penyiar radio, khususnya penyiar radio di acara pagi yang biasanya menyampaikan (membacakan) berita dari koran atau media online.
Penyiar radio TIDAK BOLEH membaca langsung berita koran/media online. Gaya naskah berita koran/media online BERBEDA dengan karakter naskah berita radio. Naskah berita cetak menggunakan gaya bahasa tulisan. Sedangkan naskah berita radio HARUS menggunakan gaya bahasa lisan (bahasa tutur).
Jika seorang penyiar membaca berita koran "apa adanya", maka dipastikan ia tidak mengerti jurnalistik radio. Misalnya, di koran itu ada kutipan langsung/kalimat langsung. Untuk siaran berita radio, kalimat langsung itu harus diubah menjadi kalimat tidak langsung
CONTOH:
"Saya akan menurunkan harga BBM," ujar Presiden SBY, Sabtu (10/10).
Ini gaya bahasa tulisan (koran/media online)
UBAH MENJADI
Presiden S-B-Y kemarin mengatakan/ia akan menurunkan harga B-B-M
Ini gaya naskah berita radio
Tips Siaran Berita
Tips siaran berita ini secara garis besarnya dulu ya. Detailnya nanti di posting-posting berikutnya.
1. BACA, PAHAMI. Baca dulu naskah berita yang akan disiarkan, pelajari, pahami, dan jika ada yang meragukan, baik soal isi maupun cara pengucapannya, tanyakan kepada penulis naksah (script writer) atau produser.
2. SIGN-POSTING. Gunakan tanda-tanda untuk jeda (ambil napas), yaitu garis miring satu (/) untuk jeda sebagai pengganti koma, garis miring dua (//) sebagai tanda titik atau akhir kalimat, dan garis miring tiga (///) sebagai tanda penutup naskah.
3. ATRIBUSI. Jangan memulai kalimat dengan nama, tapi harus didahului oleh atribusi, yaitu gelar atau sebutan. Misalnya, JANGAN Wanti, mahasiswi Bandung, meraih prestasi....; UBAH MENJADI: Seorang mahasiswi Bandung --Wanti-- meraih prestasi....
4. DASH. Gunakan tanda garis pisah atau strip (--) sebelum nama, istilah penting, atau fakta yang akan diberi penekanan (stressing). Misalnya, Direktur Utama P-T Sarana Mantap --Wijayakusuma-- mengatakan dirinya.....
5. NETRAL. Gunakan nada netral dalam menyampaikan berita, tidak boleh sambil bercanda, tidak boleh menggunakan dialek lokal (kedaerahan), dan tidak boleh dikomentari saat berita disampaikan. Tambahkan SENYUM jika berupa berita gembira apalagi lucu; tambahkan "mimik sedih" saat menyampaikan berita duka.
Itu dulu Tips Siaran Berita. Cukup lima saja karena Pancasila pun ada Lima Sila ^_^ Merdeka!
Tips dan seni membaca berita radio bisa Anda pelajari di blognya David Lloyd.
Tips Siaran Berita - Jurnalistik Radio ini penting dipahami dan dikuasai oleh setiap penyiar radio, khususnya penyiar radio di acara pagi yang biasanya menyampaikan (membacakan) berita dari koran atau media online.
Penyiar radio TIDAK BOLEH membaca langsung berita koran/media online. Gaya naskah berita koran/media online BERBEDA dengan karakter naskah berita radio. Naskah berita cetak menggunakan gaya bahasa tulisan. Sedangkan naskah berita radio HARUS menggunakan gaya bahasa lisan (bahasa tutur).
Jika seorang penyiar membaca berita koran "apa adanya", maka dipastikan ia tidak mengerti jurnalistik radio. Misalnya, di koran itu ada kutipan langsung/kalimat langsung. Untuk siaran berita radio, kalimat langsung itu harus diubah menjadi kalimat tidak langsung
CONTOH:
"Saya akan menurunkan harga BBM," ujar Presiden SBY, Sabtu (10/10).
Ini gaya bahasa tulisan (koran/media online)
UBAH MENJADI
Presiden S-B-Y kemarin mengatakan/ia akan menurunkan harga B-B-M
Ini gaya naskah berita radio
Tips Siaran Berita
Tips siaran berita ini secara garis besarnya dulu ya. Detailnya nanti di posting-posting berikutnya.
1. BACA, PAHAMI. Baca dulu naskah berita yang akan disiarkan, pelajari, pahami, dan jika ada yang meragukan, baik soal isi maupun cara pengucapannya, tanyakan kepada penulis naksah (script writer) atau produser.
2. SIGN-POSTING. Gunakan tanda-tanda untuk jeda (ambil napas), yaitu garis miring satu (/) untuk jeda sebagai pengganti koma, garis miring dua (//) sebagai tanda titik atau akhir kalimat, dan garis miring tiga (///) sebagai tanda penutup naskah.
3. ATRIBUSI. Jangan memulai kalimat dengan nama, tapi harus didahului oleh atribusi, yaitu gelar atau sebutan. Misalnya, JANGAN Wanti, mahasiswi Bandung, meraih prestasi....; UBAH MENJADI: Seorang mahasiswi Bandung --Wanti-- meraih prestasi....
4. DASH. Gunakan tanda garis pisah atau strip (--) sebelum nama, istilah penting, atau fakta yang akan diberi penekanan (stressing). Misalnya, Direktur Utama P-T Sarana Mantap --Wijayakusuma-- mengatakan dirinya.....
5. NETRAL. Gunakan nada netral dalam menyampaikan berita, tidak boleh sambil bercanda, tidak boleh menggunakan dialek lokal (kedaerahan), dan tidak boleh dikomentari saat berita disampaikan. Tambahkan SENYUM jika berupa berita gembira apalagi lucu; tambahkan "mimik sedih" saat menyampaikan berita duka.
Itu dulu Tips Siaran Berita. Cukup lima saja karena Pancasila pun ada Lima Sila ^_^ Merdeka!
Tips dan seni membaca berita radio bisa Anda pelajari di blognya David Lloyd.
Previous
« Prev Post
« Prev Post
Next
Next Post »
Next Post »
selalu keren dan mantap Kang @Romel Tea..ijin share ya Kang
ReplyDelete