Masa Depan Situs Berita (Media Online) Mulai Suram

Baca Juga

Bukan hanya cetak, masa depan situs berita (media online) juga mulai suram tergerus media sosial dan aplikasi mobile.

DI posting Masa Depan Media Cetak Kian Suram, saya menyebutkan media cetak kalah bersaing dengan media online (situs berita).

Ternyata, alih-alih kian berjaya, situs berita alias media berita online pun kini bermasa depan suram. Pasalnya, situs berita mulai ditinggalkan pembaca yang beralih ke media sosial dan aplikasi.

Di posting sebelumnya memang data menunjukkan demikian: media yang digunakan untuk mencari berita didominasi media sial (81%). Koran online "hanya" 47% (Lihat Hasil Survei).

Informasi yang dirilis New York Times, Nieman, dan Observer seperti dikutip Onpoint WBUR menunjukkan sejumlah situs berita (news online) kini mulai goyah --mem-PHK karyawan, memangkas anggaran, bahkan berhenti online.

"Masa depan jurnalisme-media online dibayangi ketidakpastian," tulis Onpoint. "Pebisnis media online kini berjuang menemukan model bisnis agar tetap bertahan karena iklan --yang menjadi sumber utama pendapatan-- disedot media sosial Facebook dan Google."

Aplikasi mobile dan media sosial mulai mengambil alih peran situs berita sebagai sumber utama informasi. Orang mulai beralih ke media sosial untuk menemukan informasi terbaru. Terlebih, informasi di media sosial sering lebih aktual dan orisinal ketimbang hasil liputan wartawan situs berita.

Bagaimana dengan nasib situs berita di Indonesia? Bisa lebih parah. Pasalnya, situs-situs berita di tanah air kini menganut jurnalisme umpan klik (clickbait journalism) yang tak lain merupakan "versi baru koran kuning".

Pembaca lama kelamaan akan "muak" dan menyadari jebakan-jebakan klik yang disajikan situs-situs berita.

Demikian catatan ringkas mengenai masa depan situs berita aka media online yang mulai suram. Ulasan mendalam silakan klik link-link yang ada di posting ini. Wasalam. (www.romelteamedia.com).*