Pemenang Pemilu Legislatif 2014: Gerindra, PDIP, dan PKB
By Romeltea | Published: April 9, 2014
Pemenang Pemilu Legislatif 2014 sejatinya adalah Gerindra, PDIP, dan PKB. Penentuan pemenang pemilu ini berdasarkan jumlah kenaikan perolehan suara dan berdasarkan hasil hitung cepat Cyrus Network & CSIS sebagaimana ditayangkan "live" oleh detik.com.
Perolehan ketiga partai politik itu naik drastis dibandingkan raihan suara pada Pemilu sebelumnya (2009). Suara Gerindra naik 7%, PDIP 5%, dan PKB juga 5%.
So, berdasarkan persentase kenaikan perolehan suara, juara pertama Pemilu Legislatif 2014 adalah Gerindra, runner up PDIP, dan peraih medali perunggunya PKB!
Parta baru, Partai Nasdem, juga bisa dikategorikan "menang" --katakanlah jadi Juara Harapan I-- karena perolehan suaranya langsung berhasil melampaui ambang batas parlemen atau Electoral Threshold (ET) 3,5%, yakni 6,8%.
Sumber: detik.com & partai.info
Buat Parta Nasdem, ane mohon maaf ye, bukan maksud "merendahkan" dengan menempatkan Nasdem di akhir. Soalnya, 'kan Pemilu 2009 belon ada, jadi nggak ada data dong pastinya :)
Dari data di atas, terlihat partai yang perolehan suaranya menurun adalah Demokrat, PKS, PBB, dan PKPI. Penurunan drastis diderita Demokrat --turun sebesar 11%. Partai lainnya naik. Kenaikan suara "terdrastis" diraih Gerindra (7%), PDIP (5%), dan PKB (5%).
PBB dan PKPI, jika hasil akhir tetap demikian, dipastikan tidak lagi bisa ikut dalam pemilu berikutnya karena tidak mencapai ET 3,5%. [Turut prihatin eaaaa... :)]
Faktor kedua, dikenal juga dengan sebutan "Efek Jokowi" (Jokowi Effect). Menurut para pengamat (termasuk saya, he he....), pencapresan Jokowi turut mendongkrak popularitas PDIP, meski tidak sedahsyat "SBY Effect" pada Partai Demokrat dalam Pemilu 2009. Kader PDIP Jabar sendiri mengakui: Faktor Jokowi Tidak Menyengat.
Kunci sukses PKB bukan karena "prestasi" atau kinerja partai ini selama "ikut" pemerintahan SBY, melainkan karena faktor Rhoma Irama, Jusuf Kalla, dan Mahfud MD yang digadang-gadang PKB sebagai Capres.
Rupanya, ketiga tokoh populer di masyarakat itu mampu menjadi "vote getter" dan mendongkrak suara PKB. Saluuutt.... lah! Bahkan, Rhoma Irama dinilai lebih 'ngefek' daripada Jokowi.
Kunci Sukses Gerindra sudah pasti faktor popularitas Prabowo. Kunci sukses Nasdem ada dua, yakni sebagai partai baru (hal baru biasanya membawa harapan baru) dan faktor Media Group, terutama pemberitaan dan iklan Metro TV milik sang ketua umum, Surya Paloh.
Golkar, PAN, PPP, dan Hanura "relatif stabil". Tidak ada figur sentral-populer di keempat partai ini, meski Hanura gencar memanfaatkan MNC Group untuk kampanye, baik terselubung maupun terang-terangan. WIN-HT (Wiranto-Hary Tanoe) rupanya tidak berhasil menjadi "vote getter".
Faktor "kekalahan" Demokrat ada dua: SBY tidak lagi bisa jadi presiden plus pemberitaan "besar-besaran" tentang kasus korupsi yang melibatkan kader-kader "unggulannya" --Anas Urbaningrum dan Andi Malarangeng.
Nasib malang juga menimpa PKS. Ekspos kasus suap "impor sapi" rupanya tak mampu dibendung sehingga menjatuhkan citra dan elektabilitas partai. Tapi, jika mengacu pada hasil hitung cepat internal PKS, yang menunjukkan raihan 9,44% suara, maka PKS berhasil mengatasi "isu sapi" tersebut.
Nah.... PBB dan PKPI, masalahnya relatif sama, yaitu tidak ada sosok atau figur yang mampu menjadi "vote getter". Bisa dibilang, kedua partai yang "tadinya gak bisa ikutan pemilu" ini, tidak punya barang bagus yang bisa ditawarkan kepada calon pembeli. Gitu gak ya...?
Mengakhiri posting ini, titip pesan buat para caleg: yang menang jangan jadi koruptor ya! Yang kalah, jangan stres-depresi hingga masuk RS Jiwa ya! :)
Demikian, Saudara, yang dapat saya sampaikan, tentang "analisis" Pemenang Pemilu Legislatif 2014. Romeltea undur diri, sampai jumpa! Wasalam. (www.romelteamedia.com).*
Perolehan ketiga partai politik itu naik drastis dibandingkan raihan suara pada Pemilu sebelumnya (2009). Suara Gerindra naik 7%, PDIP 5%, dan PKB juga 5%.
So, berdasarkan persentase kenaikan perolehan suara, juara pertama Pemilu Legislatif 2014 adalah Gerindra, runner up PDIP, dan peraih medali perunggunya PKB!
Parta baru, Partai Nasdem, juga bisa dikategorikan "menang" --katakanlah jadi Juara Harapan I-- karena perolehan suaranya langsung berhasil melampaui ambang batas parlemen atau Electoral Threshold (ET) 3,5%, yakni 6,8%.
Jika harus ada yang disebut "kalah", maka itu tak lain adalah Partai Demokrat karena "partai penguasa" inilah yang perolehan suaranya menurun drastis. Pada Pemilu 2009, perolehan suara Demokrat 20,85%, turun drastis 11% menjadi hanya 9,50%.Sekali lagi, "analisis" di atas berdasarkan "data sementara" Hasil Pemilu Legislatif 2014 versi Quick Count Cyrus Network & CSIS seperti ditayangkan detik.com ya... Data dalam tabel di bawah ini juga saya kutip dari Last Updated Rabu 09 April 2014 Pkl 20:52 WIB dengan Persentase Sample 96,10%.
Analisis ini bisa berubah (baca: bakalan diaupdate) setelah Presentasi Sample 100% dan ada hasil akhir versi panitia resmi pemilu (KPU). Gak janji tapi... :)Berdasarkan pengalaman yang sudah-sudah, hasil hitung cepat dan survei biasanya sih... gak jauh berbeda dengan hasil akhir yang resmi diumumkan/ditetapkan KPU. Let's see....!
TABEL PERBANDINGAN PEROLEHAN SUARA PEMILU 2009 & 2014
Hasil Pemilu 2009
|
Hasil Pemilu 2014 (Quick Count, 96,1%)
|
Buat Parta Nasdem, ane mohon maaf ye, bukan maksud "merendahkan" dengan menempatkan Nasdem di akhir. Soalnya, 'kan Pemilu 2009 belon ada, jadi nggak ada data dong pastinya :)
Dari data di atas, terlihat partai yang perolehan suaranya menurun adalah Demokrat, PKS, PBB, dan PKPI. Penurunan drastis diderita Demokrat --turun sebesar 11%. Partai lainnya naik. Kenaikan suara "terdrastis" diraih Gerindra (7%), PDIP (5%), dan PKB (5%).
PBB dan PKPI, jika hasil akhir tetap demikian, dipastikan tidak lagi bisa ikut dalam pemilu berikutnya karena tidak mencapai ET 3,5%. [Turut prihatin eaaaa... :)]
Kunci Sukses: Pendongkrak Suara PDIP dan PKB
Kunci sukses utama PDIP dalam Pemilu 2014 ada dua, yakni kesabarannya menjadi "oposisi" selama 5x2 tahun pemerintahan SBY (Demokrat) dan faktor Joko Widodo (Jokowi). Kesabaran memang selalu berbuah manis :)Faktor kedua, dikenal juga dengan sebutan "Efek Jokowi" (Jokowi Effect). Menurut para pengamat (termasuk saya, he he....), pencapresan Jokowi turut mendongkrak popularitas PDIP, meski tidak sedahsyat "SBY Effect" pada Partai Demokrat dalam Pemilu 2009. Kader PDIP Jabar sendiri mengakui: Faktor Jokowi Tidak Menyengat.
Kunci sukses PKB bukan karena "prestasi" atau kinerja partai ini selama "ikut" pemerintahan SBY, melainkan karena faktor Rhoma Irama, Jusuf Kalla, dan Mahfud MD yang digadang-gadang PKB sebagai Capres.
Rupanya, ketiga tokoh populer di masyarakat itu mampu menjadi "vote getter" dan mendongkrak suara PKB. Saluuutt.... lah! Bahkan, Rhoma Irama dinilai lebih 'ngefek' daripada Jokowi.
Kunci Sukses Gerindra sudah pasti faktor popularitas Prabowo. Kunci sukses Nasdem ada dua, yakni sebagai partai baru (hal baru biasanya membawa harapan baru) dan faktor Media Group, terutama pemberitaan dan iklan Metro TV milik sang ketua umum, Surya Paloh.
Golkar, PAN, PPP, dan Hanura "relatif stabil". Tidak ada figur sentral-populer di keempat partai ini, meski Hanura gencar memanfaatkan MNC Group untuk kampanye, baik terselubung maupun terang-terangan. WIN-HT (Wiranto-Hary Tanoe) rupanya tidak berhasil menjadi "vote getter".
Faktor "kekalahan" Demokrat ada dua: SBY tidak lagi bisa jadi presiden plus pemberitaan "besar-besaran" tentang kasus korupsi yang melibatkan kader-kader "unggulannya" --Anas Urbaningrum dan Andi Malarangeng.
Nasib malang juga menimpa PKS. Ekspos kasus suap "impor sapi" rupanya tak mampu dibendung sehingga menjatuhkan citra dan elektabilitas partai. Tapi, jika mengacu pada hasil hitung cepat internal PKS, yang menunjukkan raihan 9,44% suara, maka PKS berhasil mengatasi "isu sapi" tersebut.
Nah.... PBB dan PKPI, masalahnya relatif sama, yaitu tidak ada sosok atau figur yang mampu menjadi "vote getter". Bisa dibilang, kedua partai yang "tadinya gak bisa ikutan pemilu" ini, tidak punya barang bagus yang bisa ditawarkan kepada calon pembeli. Gitu gak ya...?
Mengakhiri posting ini, titip pesan buat para caleg: yang menang jangan jadi koruptor ya! Yang kalah, jangan stres-depresi hingga masuk RS Jiwa ya! :)
Demikian, Saudara, yang dapat saya sampaikan, tentang "analisis" Pemenang Pemilu Legislatif 2014. Romeltea undur diri, sampai jumpa! Wasalam. (www.romelteamedia.com).*
Previous
« Prev Post
« Prev Post
Next
Next Post »
Next Post »
siapa aja, yang mau jadi preseden yang penting bijasana dan tegas jujur allah mendapingi
ReplyDeletekasihani kami rakyat Indonesia wahai Illahi....
ReplyDeletenyaris 70 tahun Engkau merdekakan kami...
apa salah dan dosa kami sehingga keadaan masih tetap begini....
apakah Kau menilai lemah iman kami....
menggantang nasib lima tahun lagi
hanya dengan uang sebungkus nasi
atau paling mahal makan tiga hari
kasihani kami wahai Tuhan yang maha super
bukan kami tidak mau pinter
sebaliknya malah...kami ingin sekali menjadi orang yang pinter
yang mampu menyatu dengan segala sesuatu yang bener
agar jalannya disukai Engkau wahai Yang Maha Bener
tidak ada jawaban pada rumput yang bergoyang
padahal kami mengharap jalan yang terang
agar langkah dan usaha bisa dibilang
dan semua orang berpikiran serta berhati terang
tetapi bukan dengan jalan perang
kapan kiranya Engkau beri kami solusi
agar tenteram di seluruh anak negeri
dihias senyum simpul ibu pertiwi
Tuhan Yang Maha Perkasa
HANYA KEPADAMU aku BERDO'A
untuk tanah air Indonesia seisinya
karena baru ini yang saya bisa
untuk negeri tercinta